Riyadhoh Dan Ikhtiar Menerima Takdir Saat Rindu Dengan Anak
Beberapa hari ini lagi kangen banget rasanya sama anakku. Dia sedang mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Putri daerah Ponorogo Jawa Timur.
Walaupun sebenarnya insya allah menjelang Ramadhan 2022 ini nanti akan pulang. Sekalian liburan panjang yang digabung dengan libur semester sebelumnya.
Maklum, tinggal di pondok pesantren putri yang mayoritas santrinya banyak dari luar pulau jawa. Untuk urusan liburan pasti pihak pesantren membuat banyak pertimbangan yang diusahakan adil bagi semua santri.
Apalagi di kondisi pandemi seperti saat ini. Demi mengurangi penularan dan resiko lainnya, santriwati di ponpes inipun dibatasi waktu kunjungannya. Jadi, benar-benar ketat aturannya.
Cuma, belakangan ini banyak hal yang membuatku kepikiran. Berusaha untuk positive thinking sampai benar-benar berusaha pasrah. Jangan ditanya, berapa kali menangis karena menahan rindu. Ternyata berat banget ya, menjalani LDR alias Long Distance Relationship sama anak.
Tapi, rasa berat ini bukan karena paksaan. Melainkan melewati pertimbangan yang cukup panjang dan serius. Dan rasa rindu yang kuat pun karena ada sebab yang mengawali.
Berita Duka Yang Datang Dua Kali
Beberapa minggu lalu, ada berita duka yang mampir melalui Instagram Story akun milik pondok pesantren tempat anakku menimba ilmu. Di usia yang masih sangat muda, salah satu santriwati yang merupakan senior anakku, meninggal dunia.
Tengu tak tahu informasi lain mengenai almarhumah. Hanya tahu nama saja. Setelah itu berita tersebut tenggelam bersama kesibukanku.
Namun, berita duka yang kembali Tengu terima dari grup besar wilayah. Mengenai kabar santriwati yang tinggal di Pondok Gede, Bekasi, meninggal dunia.
Menanyakan diagnosa almarhumah yang duduk di kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah ini, memang kurang sopan pastinya. Pun tidak sesuai dengan syariat karena bisa membuat keluarga semakin sedih.
Tapi, entah kenapa dalam hati ini timbul banyak pertanyaan. Ribuan pertanyaan yang berakhir pada rasa ingin berlari dan memeluk anakku. Mungkin tampak terlalu dramatis. Namun, rasa khawatir dan takut membuatku tak mampu mengelola perasaan.
Dan kondisi yang belum memungkinkan ini membuatku berusaha untuk pasrah sepasrah pasrahnya. Berusaha menerima dan bergantung hanya pada Allah saja. Meski ternyata tak mudah memang untuk memasrahkan ini.
Pasrah Dan Bergantung Pada Allah Saja
Melakukan dua hal tersebut di saat kekhawatiran melonjak-lonjak ternyata tak semudah mengatakannya, ya. Berkali-kali aku menangis dan meminta agar Allah melindungi anakku. Mengemis-ngemis sambil berpikir ini dan itu.
Padahal, jika sesuai syariat semestinya memang seorang hamba memasrahkan sepenuhnya pada Allah semata. Sambil tetap berpikiran baik, karena Allah sesuai prasangka hambaNya.
Hingga akhirnya Tengu berusaha untuk menahan diri dari menangis berlebihan. Menahan diri agar tetap berpikiran baik.
Semua demi anak, sang buah hati tercinta.
Allah Ingin Mendengarku Berdoa Lebih Sering
Ini yang Tengu pikirkan setelah mencoba menenangkan diri. Bahwa, ini adalah cara Allah yang ingin mendengarku berdoa lebih sering.
Allah ingin aku memohon ampun lebih banyak. Karena, Allah akan mengampuni doa orang yang sering meminta ampun.
Dan semakin rutin, semakin baik. Sebab, dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang.
Teringat seketika cerita tukang roti yang tidak pernah berhenti istigfar selama membuat adonan dan menjualnya. Ketika ditanya, beliau menjawab karena ia ingin doa dan harapannya dikabulkan Allah. Maasya Allah.
Dari kisah yang pernah kudengar melalui video ceramah ustadz Adi Hidayat, semoga Allah melimpahkan rahmat dan kebaikan untuknya. Akhirnya aku mencoba untuk memperbanyak istighfar juga.
Dosa Bisa Mendatangkan Kesulitan
Dari ceramah banyak ustaz, kita pasti sering mendengar bahwa dosa-dosa yang sudah kita kerjakan. Akan mendatangkan kesulitan juga untuk kita.
Tapi, lebih spesifik lagi, di ceramah ustadz Khalid Basalamah, semoga allah limpahkan rahmat dan kebaikan untuk beliau. Bahwa, dosa orangtua bisa mendatangkan kesulitan pada anak. Astagfirullah.
Karena itu, seketika Tengu teringat pada dosa-dosaku. Berharap agar Allah mengampuniku dan mengabulkan doaku. Agar anakku di pondok pesantren putri Ponorogo, senantiasa berada dalam lindungan Allah. Sebab, Allah sebaik-baik pelindung.
Jangan Berputus Asa Dari Rahmat Allah
Saat mengingat dosa, kadang ada rasa ragu sering membayangi. "Apakah akan diampuni? Dosaku banyak sekali" Atau pikiran "Dosaku parah sekali. Apa bisa diampuni?"
Ada banyak orang yang mungkin menghadapi keraguan ini. Bahkan, bisa jadi pernah mendengar dari orang yang terpercaya, bahwa dosa kita terlalu besar dan sulit.
Tapi, ada satu yang harus diperbaiki. Bahwa, Allah Maha Mengampuni Dosa. Allah tidak akan mengabaikan doa sampai permintaan ampunan dari hambaNya. Karena, Rahmat Allah berupa Ampunan sangat banyak dan pintu pengampunan terbuka lebar.
Ibadah Pengampun Dosa
Sebenarnya, semua ibadah bisa mengampuni dosa. Tapi, ada beberapa ibadah yang memang menjanjikan ampunan dan manfaat lainnya.
1 Istighfar
Rutin membaca istighfar. Bahkan, saat bergerak, duduk, tiduran atau aktivitas lain. Kecuali, di tempat atau aktivitas yang dilarang ya. Seperti ketika di WC atau saat mandi.
Seperti kisah pembuat dan penjual roti. Yang beristigfar sebanyak mungkin. Bahkan, lisannya tak berhenti mengucap kalimat memohon ampunan ini.
Manfaatnya, Allah akan mengampuni dosa-dosa hambaNya. Mengabulkan doa hambaNya. Serta, membuat hati menjadi tenang.
2. Solat Dhuha
Mengerjakan solat dua rakaat di sela aktivitas, yaitu solat dhuha. Sebaiknya memang rutin dilakukan. Karena, dijanjikan Allah akan mengampuni dosa hambaNya walaupun sebanyak buih di lautan.
Bahkan, rutin mengerjakan ibadah ini akan mendatangkan rezeki berlimpah serta kebaikan di dunia.
3. Solat 5 Waktu Tepat Waktu
Mengerjakan ibadah wajib, memang kewajiban kita. Sebagai tanda penerimaan kita sebagai makhlukNya.
Tapi, ternyata Allah juga memberi banyak manfaat dari mengerjakan sholat wajib. Terutama kalau dikerjakan tepat waktu dan berjamaah di Masjid / Mushola khusus untuk lelaki. Dengan memberikan ampunan yang banyak, keberlimpahan baik rezeki sampai keberkahan dari Allah.
Bagaimana Cara Biar Konsisten Menjalankan Ibadah?
Iman itu kadang naik kadang turun.
Ini adalah fakta yang sering diucap oleh banyak ustaz di setiap ceramah. Karena, masuk surga itu butuh usaha. Agar mudah konsisten ada beberapa tips yang saat ini juga sedang Tengu kerjakan.
1 Harus Dipaksa
Berbuat baik itu memang harus dipaksa. Ini nasihat dari Ustaz Khalid Basalamah. Beliau mengatakan bahwa seberat apapun rasanya, usahakan agar tetap dikerjakan.
Walaupun benar-benar hati terasa berat karena malas. Atau saat mengerjakan ibadah, hati tak merasa nyaman atau justru terasa terbebani. Maka harus tetap dilakukan dan dipaksakan.
2. Lakukan Riyadhoh
Riyadhoh ini kan pengertiannya ikhtiar agar konsisten melakukan ibadah. Nah, riyadhoh yang kucontoh ini dari banyak sumber.
Dengan mencatat atau melakukan hal apa saja yang bisa dijadikan track record usaha riyadhoh kita.
Boleh dengan share di media sosial. Atau dicatat di jurnal. Selama niatnya memang karena Allah. Apapun caranya, pilih yang membuat kita semangat dan malu untuk menyerah terlalu cepat.
3. Seburuk Apapun Kita Tetap Lakukan Ibadah
Walaupun perilaku kita masih banyak yang buruk. Atau kita sadar masih belum bisa menjauhi perbuatan yang tidak disukai Allah.
Apapun itu, kita tetap wajib memaksakan diri untuk beribadah. Bagaimanapun kita merasa sangat buruk. Tetap kita harus mengerjakan ibadah yang insya allah akan mempermudah hidup kita.
4. Jangan Ditunda Lakukan Saat Itu Juga
Ikhtiar dalam kondisi apapun tetap harus dilakukan. Apalagi kalau sudah ada terbesit keinginan untuk melaksanakannya. Sebab, boleh jadi itu adalah bentuk rasa sayang Allah pada kita.
Seperti lagu jadul yang pernah populer, "berbuat baik janganlah ditunda-tunda".
Ketika lagi nongkrong terus terbesit ingin mengucap istigfar. Maka ucapkanlah saat itu juga meski berbisik. Dan lanjutkan terus jangan ditunda.
Atau saat nonton drama korea, teringat belum melaksanakan solat. Maka langsung saja tunda tayangannya dan langsung kerjakan solat.
Bisa juga saat kita touring, belum melaksanakan sholat. Tapi, enggak memungkinkan untuk berhenti. Bisa kerjakan di atas kendaraan. Silakan cek di cara beribadah saat bepergian.
Apapun kondisi kita saat itu. Selama bisa mengucap istigfar atau melaksanakan Solat. Maka paksakan dan lakukan saat itu juga. Jangan ditunda.
5. Terus Berprasangka Baik
Karena Allah sesuai prasangka HambaNya. Jadi, sebaiknya kita punya harapan tinggi bahwa Allah akan mengampuni dan mendengarkan doa kita.
Tapi, kalau kita tidak mengerjakan ibadah kemudian berpikir Allah tetap akan mengampuni kalau dilakukan nanti pas tua atau nanti pas sreg.
Ini tidak termasuk, sebab di poin 4, ibadah harus langsung dikerjakan dan jangan ditunda. Karena, menunggu nanti pas tua atau saat lagi mood, merupakan perilaku menunda.
Ini Usahaku Agar Allah Melindungi Anakku
Tulisan ini sebagai caraku merilis ketakutan yang berlebihan. Juga sebagai pengingat, jika nanti aku mengalami kepanikan di lain waktu. Agar aku bisa tetap tenang dan pasrah. Meski tak mudah.
Ikhtiarku ini juga sebagai pengingat. Bahwa, orangtua selalu ingin agar anaknya baik-baik saja. Dan ingin agar Allah melindungi anak kita dimanapun mereka berada.
Semoga Allah memberikan perlindungan untuk anakku dan anak-anak pembaca tulisan ini karena Allah sebaik-baik pemberi perlindungan. Aamiin Allahumma Aamiin.