#DiRumahAja Social Distance : Hari Pertama Sekolah Di Rumah
Bagi penggiat Homeschooling, sekolah di rumah bukan sesuatu yang aneh. Tapi, bagi anak-anak yang sekolah di swasta atau negeri. Ini adalah pengalaman pertama bagi mereka.
Bagaimana hari pertama anak-anak sekolah di rumah, Mak? Apakah ada kesulitan yang berarti? Mungkin, bagi Mak Kece yang memang bekerja di rumah. Tidak ada masalah.
Tapi, beberapa Mak Kece yang tetap harus masuk. Kemudian, kebingungan mencari pengasuh anak agar bisa mengawasi anak selama di rumah. Ini yang memang masih menjadi PR, ya. Semoga bisa teratasi dengan baik.
Anjuran #DiRumahAja
Setelah Bapak Presiden Joko Widodo mengumumkan mengenai pembatasan aktivitas di luar rumah. Sampai keputusan untuk meliburkan anak-anak sekolah selama 14 hari diturunkan. Whatsapp grup sampai kanal sosial Tengu ramai.
Berisi mengenai doa agar kita semua terhindar dari segala macam penyakit. Sampai video-video mengenai cuci tangan yang bersih. Dan satu video dari Mbak Najwa Shihab yang ramai beredar. Menyeritakan hari pertamanya bersama Tim Narasi bekerja dari rumah.
Anjuran #DiRumahAja muncul agar banyak masyarakat yang paham. Kenapa harus berada di rumah dan mengapa harus membatasi kegiatan di luar rumah.
Terlebih, berita beberapa hari lalu yang menyiarkan informasi kemacetan di daerah wisata. Hingga membuat pertengkaran di kanal sosial yang tak kunjung mereda. Tapi, semoga hari ini sudah selesai dan banyak yang mau membuka diri untuk melakukan aktivitas dari rumah semaksimal mungkin.
Kenapa Harus Di Rumah Saja?
Virus Corona memang bukan virus baru, namun varian Covid-19 ini merupakan virus yang baru. Muncul begitu saja dan mewabah dengan sangat cepat. Hingga tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Dengan melakukan aktivitas di dalam rumah. Berarti kita sudah melakukan pembatasan dan meminimalkan penyebaran, Mak.
Soalnya, virus ini menjangkiti semua orang dari semua kalangan dan usia sampai jenis kelamin. Terus, penyebaran cepat kan ya, Mak. Bahkan, di beberapa pasien, enggak nampak adanya gejala sama sekali.
Nah, kalau enggak ada gejala sama sekali, ini kan memperparah kondisi kan. Yang tadinya Mak Kece serta keluarga sehat-sehat aja. Tapi, gara-gara mendatangi satu tempat publik yang dikunjungi pasien pengidap Corona Covid-19 ini. Akhirnya tetap harus dikarantina.
Karena itu, biar kita bisa melindungi keluarga kita. Maka pembatasan aktivitas di luar ruangan aka di luar rumah ini dilakukan. Jadi, keluar rumahnya seperlunya aja, Mak. Tapi, tetap melakukan aktivitas di rumah seperti biasa, ya.
Anak-anak Sekolah Di Rumah
Pengalaman pertama buat anak-anak masa kini ya, Mak. Sekolah di rumah dan ini termasuk kegiatan yang cukup tricky. Di beberapa grup sekolah, banyak wali murid yang masih sedikit kebingungan menangani wali murid.
Pasalnya, anak-anak mereka ternyata ada yang tinggal di rumah neneknya atau sedang berlibur. Alih-alih harus di rumah dan tetap mengerjakan pekerjaan sekolah yang nantinya akan dikirim melalui video call atau foto tugas.
Di grup sekolah anak Tengu, ini terjadi juga. Beberapa orangtua murid mengeluhkan batas pengumpulan tugas. Karena, nyatanya anak mereka sedang tidak di rumah. Sementara wali kelas sudah mengumumkan sebelumnya, bahwa meski di rumah, anak-anak harus tetap mengerjakan tugas sesuai jadwal.
Sayangnya, masih banyak yang menganggap remeh hal ini. Maksudnya, kalau pun harus di rumah nenek atau saudara. Sebaiknya tetap membawa buku-buku pelajaran. Karena, memang imbauan untuk membatasi aktivitas ini bukan membuat anak lalai pada pelajaran.
Seperti pagi ini, Tengu sedikit kesulitan mengajak anak untuk tetap bangun pagi dan mandi pagi. Karena, di dalam pikirannya ini adalah hari libur dan bebas mau mandi kapan pun. Akhirnya, setelah negosiasi dan diskusi panjang lebar, anak Tengu pun akhirnya paham.
Apalagi, ditambah dengan tugas yang langsung diberikan oleh wali kelasnya. Yang menyalurkan tugas dari guru-guru bidang mata pelajaran lain. Tugas dikumpulkan maksimal pukul 2 siang tadi bisa melalui email maupun kirim melalui whatsapp.
Wali kelas di sekolah anak Tengu ini, termasuk disiplin sekali. Dia menjabarkan bahwa nanti malam dia tetap harus memberikan nilai untuk anak-anak. Bagi anak yang tidak mengerjakan sampai tenggat waktu tadi, maka dianggap tidak masuk sekolah.
Memang, dampaknya sempat membuat ribut grup Whatsapp khusus sekolah. Tapi, ini memang menjadi pembelajaran yang sangat penting buat siapapun. Bahwa, anak-anak tetap harus dipantau dalam pengawasan kita. Serta, harus tetap belajar meski sedang ada di rumah.
Persiapan Selama Anak Di Rumah
Buat Tengu, ketika anak-anak ada di rumah. Berarti harus ada banyak persiapan yang dilakukan. Soalnya, berarti anak-anak akan makan siang di rumah, bukan lagi makan bekel. Terus, karena anak Tengu suka ngemil, mau enggak mau membelikan camilan yang sehat untuk di rumah.
Jadi, selama di rumah pun kegiatan anak-anak enggak boleh lepas dari rutinitas seperti biasa. Karena itu, Tengu membuat jadwal khusus yang harus dipantau terus selama di rumah.
1.Solat Dhuha Tetap Harus Dijalankan
Biasanya, anak-anak akan solat dhuha di sekolah. Tapi, hari ini di rumah maka solat dhuha pun dilaksanakan di rumah. Wali kelas sudah memberi peringatan agar orangtua tetap memantau anak-anak untuk tetap melakukan aktivitas ibadah di rumah yang biasa dilakukan di sekolah.
Salah satunya solat dhuha ini. Karena biasa disuruh oleh guru, maka kali ini mereka harus mengerjakannya sesuai kesepakatan. Alhamdulillah, karena mereka tahu nantinya akan dilaporkan ke guru mengenai jadwalnya. Alhasil anak-anak enggak begitu sulit untuk disuruh mengerjakan solat sunah ini.
2. Di Rumah Tapi Tetap Tidak Main
Meski berada di rumah, Tengu juga memberlakukan pembatasan agar anak-anak sementara waktu enggak main ke luar rumah dulu. Kecuali pagi hari saat matahari sedang bersinar cerah. Barulah mereka boleh bersepeda sebentar sebelum belajar.
Tapi, setelahnya mereka tetap harus berada di rumah. Dan alhamdulillah, lingkungan di sekitar rumah Tengu ini, semuanya kompak. Anak-anak yang belajar di rumah pun tetap berada di rumah tanpa menangis minta untuk keluar rumah.
3. Tetap Mengerjakan Tugas Sekolah
Seperti yang tadi Tengu ceritakan. Kalau kegiatan belajar mengajar hanya pindah tempat saja. Yang tadinya di sekolah, kini dilakukan di rumah. Jadi, anak-anak tetap membaca buku dan mendengarkan penjelasan dari guru melalui gawai.
Untuk beberapa anak yang orangtuanya bekerja, didampingi oleh asisten rumah tangga atau saudara mereka yang dekat. Jadi, masih bisa melaksanakan kegiatan belajar dengan lancar meski sempat ricuh sesaat.
4. Siapkan Camilan Sehat
Namanya anak-anak, kadang suka tergoda jajanan yang lewat. Nah, biar mereka enggak tergoda, akhirnya Tengu akalin dengan menyiapkan camilan sehat di rumah. Baik itu buah-buahan maupun camilan seperti gandum siap makan.
5. Membiasakan Cuci Tangan
Kegiatan selama di rumah ini jadi ajang Tengu untuk mengajarkan kebiasaan cuci tangan anak-anak di rumah. Jadi, mereka harus sudah mulai terbiasa mencuci tangan bersih dengan sabun.
Cuci tangan memang kebiasaan kecil dan tampak mudah. Tapi, ternyata ini kebiasaan yang masih jarang dilakukan. Karena itu, selama di rumah, kebiasaan ini sedang Tengu coba terapkan. Agar di sekolah nanti mereka bisa melakukannya tanpa disuruh.
Penutup
Kegiatan #DiRumahAja ternyata banyak manfaatnya juga. Setidaknya, tampak di jalanan tidak begitu ramai. Orang-orang mulai mau peduli dengan kesehatan masing-masing. Bahkan di pasar pun tidak begitu seramai biasanya.
Namun, aktivitas tetap seperti biasa. Tidak ekstrim namun tetap menjaga. Beberapa tempat makan dipenuhi pembeli yang memesan makanan. Jadi, lebih memilih makan di rumah. Tapi, perdagangan masih berjalan seperti biasa.
Semoga saja, wabah ini bisa segera berlalu. Semua keluarga kita semoga dilindungi dari segala macam penyakit.
Buat yang sedang flu atau batuk, sebaiknya memang istirahat di rumah. Karena, musim pancaroba seperti ini memang sedang banyak juga penyakit yang gejalanya mirip Covid-19 ini.
Tetap jaga kesehatan ya, Mak. Dan perbanyak istirahat serta makanan yang sehat.